Minggu, 29 April 2012
Kamis, 26 April 2012
Rabu, 25 April 2012
Selasa, 24 April 2012
Rilis Tshit Sasirangan Model Lengan 3/4
Desain ini menggunakan sasirangan bermotif iris pundak yang dipadukan dengan model t shirt lengan 3/4 di sisi badan depan dan ujung lengan.
Sangat cocok untuk kegiatan santai bersama teman ataupun keluarga.
Sangat cocok untuk kegiatan santai bersama teman ataupun keluarga.
Sejarah Sasirangan
Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup.
Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.
Bahan-bahan yang digunakan :
Alat dan Bahan:
Alat
Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
- Iris Pudak
- Kambang Raja
- Bayam Raja
- Kulit Kurikit
- Ombak Sinapur Karang
- Bintang Bahambur
- Sari Gading
- Kulit Kayu
- Naga Balimbur
- Jajumputan
- Turun Dayang
- Kambang Tampuk Manggis
- Daun Jaruju
- Kangkung Kaombakan
- Sisik Tanggiling
- Kambang Tanjung
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.
Bahan-bahan yang digunakan :
Alat dan Bahan:
Alat
- Gunting
- Pensil
- Benang jeans
- Kelereng
- Rafia
- Karet gelang
- jarum
- etc (manik-manik, biji buah, dll)
- 3 buah ember
- Kaos tangan karet
- Kain primisima
- Pewarna batik/ zat warna Naphtol
- siapkan alat dan bahan
- buat sketsa motif yang diinginkan pada kain primisima
- jahit jelujur pada motif tersebut
- sisakan benang panjang pada jahitan awal dan akhir
- ikat erat kedua benang tersebut ketika motif telah selesai dijahit
- siapkan ember dan pewarna
- pada ember pertama tuangkan air panas dan campur dengan penguat warna (garam+soda api)
- pada ember kedua tuangkan air panas dan campur dengan pewarna batik
- pada ember ketiga tuangkan air untuk membilas kain
- celupkan kain primisima pada ember pertama (bagian yang tercelup adalah bagian yang ingin diwarna)
- peras lalu celupkan pada ember pewarna
- peras, celupkan pada ember ketiga untuk membilas kain
- angin-anginkan hasil Sasirangan pada tempat yang teduh (tidak boleh terkena cahaya matahari langsung)
- siapkan alat dan bahan
- bungkus kelereng/manik-manik/uang logam si dalam kain (tergantung ukuran yang diinginkan)
- ikat dengan karet/rafia
- lanjutkan langkah 6-13