Selasa, 24 April 2012

Sejarah Sasirangan

Sasirangan adalah kain adat suku Banjar di Kalimantan Selatan, yang dibuat dengan teknik tusuk jelujur kemudian diikat tali rafia dan selanjutnya dicelup.
Upaya untuk melindungi budaya Banjar ini, telah diakui oleh pemerintah melalui Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI beberapa motif sasirangan sebagai berikut :
  1. Iris Pudak
  2. Kambang Raja
  3. Bayam Raja
  4. Kulit Kurikit
  5. Ombak Sinapur Karang
  6. Bintang Bahambur
  7. Sari Gading
  8. Kulit Kayu
  9. Naga Balimbur
  10. Jajumputan
  11. Turun Dayang
  12. Kambang Tampuk Manggis
  13. Daun Jaruju
  14. Kangkung Kaombakan
  15. Sisik Tanggiling
  16. Kambang Tanjung
 sumber : http://nakedplaindesigner.blogspot.com
    Menurut sejarah sekitar abad XII sampai abad ke XIV pada masa kerajaan Dipa atau kerajaan Banjar, cerita rakyat atau sahibul hikayat, kain sasirangan yang pertama dibuat yaitu tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya rakit Patih tiba di daerah Rantau kota Bagantung. Dilihatnya seonggok buih dan dari dalam buih terdengan suara seorang wanita, wanita itu adalah Putri Junjung Buih yang kelak menjadi Raja di Banua ini. Tetapi ia baru muncul ke permukaan kalau syarat-syarat yang dimintanya dipenuhi, yaitu sebuah istana Batung yang diselesaikan dalam sehari dan kain dapat selesai sehari yang ditenun dan dicalap atau diwarnai oleh 40 orang putri dengan motif wadi / padiwaringin. Itulah kain calapan / sasirangan yang pertama kali dibuat dan sering disebut oleh masyarakat sebagai batik sandang yang disebut Kain Calapan yang kemudian dikenal dengan nama Kain Sasirangan.

    Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan (Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita. Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat, bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari Kalsel. Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

    Kata “Sasirangan” berasal dari kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan garis-garis atau motif yang menawan.

    Bahan-bahan yang digunakan :
    Alat dan Bahan:

    Alat

    1. Gunting
    2. Pensil
    3. Benang jeans
    4. Kelereng
    5. Rafia
    6. Karet gelang
    7. jarum
    8. etc (manik-manik, biji buah, dll)
    9. 3 buah ember
    10. Kaos tangan karet
    Bahan

    1. Kain primisima
    2. Pewarna batik/ zat warna Naphtol
     1st technique:

    1. siapkan alat dan bahan
    2. buat sketsa motif yang diinginkan pada kain primisima
    3. jahit jelujur pada motif tersebut
    4. sisakan benang panjang pada jahitan awal dan akhir
    5. ikat erat kedua benang tersebut ketika motif telah selesai dijahit
    6. siapkan ember dan pewarna
    7. pada ember pertama tuangkan air panas dan campur dengan penguat warna (garam+soda api)
    8. pada ember kedua tuangkan air panas dan campur dengan pewarna batik
    9. pada ember ketiga tuangkan air untuk membilas kain
    10. celupkan kain primisima pada ember pertama (bagian yang tercelup adalah bagian yang ingin diwarna)
    11. peras lalu celupkan pada ember pewarna
    12. peras, celupkan pada ember ketiga untuk membilas kain
    13. angin-anginkan hasil Sasirangan pada tempat yang teduh (tidak boleh terkena cahaya matahari langsung)
    2nd technique:
    1. siapkan alat dan bahan
    2. bungkus kelereng/manik-manik/uang logam si dalam kain (tergantung ukuran yang diinginkan)
    3. ikat dengan karet/rafia
    4. lanjutkan langkah 6-13
    sumber :  http://nakedplaindesigner.blogspot.com